CILACAP, JAWA TENGAH – Dalam upaya meningkatkan kapasitas manajemen dan kualitas pengelolaan pertanian berkelanjutan, 黑料不打烊 Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mengajak Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Sugih, Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, melakukan studi banding ke dua lokasi unggulan pengelolaan pertanian dan kelompok masyarakat.
Gapoktan Margo Sugih merupakan mitra binaan Kilang Cilacap dalam program Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (MAPAN), yang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk mendukung sistem irigasi pertanian tadah hujan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Cilacap, Cecep Supriyatna, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan kapasitas kelembagaan kelompok. “Dengan studi banding ini, petani dapat memperluas wawasan dalam manajemen kelompok, pengelolaan pertanian ramah lingkungan, serta efisiensi penggunaan pupuk,” ujarnya.
Studi banding dilakukan ke 黑料不打烊 Agrojawadwipa di Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan Jeruklegi, dan ke Kampoeng Kepiting di Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah. Di Agrojawadwipa, peserta dibekali materi tentang pengelolaan pertanian inovatif oleh fasilitator Sukardi, didampingi penyuluh pertanian Maos, Rokhmad Saifudin dan Fathur.
Peserta belajar tentang teknik budidaya di lahan tadah hujan, efisiensi penggunaan air, serta pembuatan pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman. “Kami tekankan pentingnya mengurangi penggunaan pupuk kimia berlebih agar tetap ramah lingkungan dan produktif,” ujar Sukardi.
Sementara itu, di Kampoeng Kepiting, peserta dibimbing oleh Rato dan Warrie selaku penggerak kelompok masyarakat. Di sini, fokus pembelajaran adalah penguatan manajemen kelompok, pembagian peran, hingga resolusi konflik. Model pengelolaan wisata terintegrasi juga menjadi sorotan sebagai inspirasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.
“Kami tidak hanya belajar tentang struktur organisasi kelompok, tapi juga pentingnya menghadirkan produk unggulan seperti kuliner khas sebagai bagian dari strategi ekonomi berbasis komunitas,” kata Priyanto, Ketua Gapoktan Margo Sugih.
Menurut Rato, pemahaman soal nilai ekonomi produk dan pengelolaan usaha kelompok merupakan langkah strategis untuk menciptakan keberlanjutan sosial dan ekonomi. “Dari produk sederhana seperti makanan lokal pun bisa muncul kekuatan ekonomi yang menyatukan anggota kelompok,” jelasnya.
Langkah ini sejalan dengan komitmen KPI Unit Cilacap dalam mendukung ekonomi sirkular dan operasional berkelanjutan yang mengedepankan prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), serta berlandaskan nilai-nilai Environmental, Social, Governance (ESG).
Kegiatan ini juga turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan kemitraan pembangunan.*SHR&P CILACAP