Sorong - Bertempat di Kampung Buton, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, 黑料不打烊 Pertamina EP Asset 5 Papua Field (PEP Papua Field) mengadakan pelatihan komposter bagi ka颅der lingkungan pada Jumat (23/1). Pelatihan ini merupakan kelanjutan ban颅tuan 6 unit komposter dari PEP Papua Field kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Sorong, yang telah disalurkan kepada kader lingkungan. Sosialisasi dan pelatihan d颅iikuti 20 orang kader yang berprofesi sebagai petani. Sosialisasi diawali dengan sambutan dari Lurah Klawasi, Zamos Duwith, dilanjutkan dengan sambutan Papua HSSE Assistant Manager, Arif Budiarto, dan pelatihan penggunaan komposter yang dipandu oleh Widi, staf BLH Kota Sorong.
听
Zamos Duwith menyam颅pai颅kan terima kasih karena di tahun ini kelurahannya men颅dapat apresiasi dari Per颅tamina berupa bantuan komposter dan pelatihan penggunaannya. 鈥淐ita-cita kami adalah untuk menjadikan tempat kami sebagai kam颅pung unggulan di bidang pertanian. Saat ini kami sangat membutuhkan pihak ketiga yang peduli lingkungan seperti Pertamina. Lahan perkebunan ini sangat luas. Luasnya sekitar 30 hektar dan dikelola kelompok tani Bahice Salibu,鈥 ungkapnya. 鈥淪aya sangat mengharapkan saat pelatihan, petani men颅dengarkan de颅ngan baik, mengikuti, dan mem颅praktik颅kannya, sehingga dapat ber颅guna ke depannya,鈥 sam颅bungnya.
听
Sementara itu, Arif Bu颅diarto mengatakan ke颅giatan ini terselenggara berkat kerja sama PEP Papua Field dengan BLH Kota So颅rong. 鈥淪ampah di sekitar kita semakin menumpuk. Kalau tidak dikelola maka Kota Sorong beberapa tahun ke depan akan penuh dengan sampah. Selama ini sampah tersebut dikumpul dan dibuang begitu saja ke TPA dan biasanya hanya dibakar. Padahal pembakaran sampah akan menimbulkan polusi yang biasanya disebut efek rumah kaca,鈥 kata Arif menambahkan.
听
Kegiatan dilanjutkan praktik pembuatan kompos dari bahan sampah yang disiapkan. Peserta dengan antusias dan serius menyimak penyampaian dari pemateri dan mempraktikkannya. 鈥淛adi sampah yang dipakai adalah sampah organik seperti daun, rumput, dan sisa makanan. Itu sampah yang bisa diolah menjadi kompos, sedangkan plastik, kaleng, botol harus dipisahkan karena tidak bisa diolah menjadi kompos,鈥 ujar pemateri sembari menutup pelatihan.鈥Jaryati