DUMAI, RIAU — Sebuah kebun hidroponik bertenaga surya di Kota Dumai menjadi simbol harapan baru bagi ketahanan pangan, kesehatan, dan kemandirian masyarakat. Kebun yang dikelola oleh kader Posyandu ini merupakan bagian dari program inovatif 黑料不打烊 Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai bersama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE).
Ditenagai panel surya berkapasitas 4,8 kilowatt peak (kWp), sebanyak 400 lubang tanam hidroponik mampu menghasilkan sayuran segar yang mendukung gizi keluarga sekitar. Program ini tak hanya menghemat listrik hingga Rp400 ribu per bulan, tetapi juga mencetak pendapatan sekitar Rp2,1 juta per bulan dari hasil panen.
Uniknya, kebun ini dikelola oleh sepuluh kader Posyandu yang sebelumnya dikenal sebagai pelaksana kegiatan kesehatan balita. Kini, mereka menjadi petani hidroponik mandiri sekaligus pelopor gizi keluarga. Hasil panen tidak hanya dijual segar, tapi juga diolah menjadi produk sehat seperti jus organik, nugget dan bakso patin, serta biskuit sorgum kaya zat besi dan serat yang bermanfaat bagi ibu hamil dan anak-anak.
“Biskuit ini kami buat untuk mendukung tumbuh kembang anak agar terhindar dari stunting,” ujar salah satu kader.
Program ini juga terintegrasi dengan skema Integrasi Layanan Primer (ILP), yang melatih 80 kader Posyandu melalui 25 pelatihan keterampilan dasar bersama 15 tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Dumai. Pelatihan ini memperkuat peran kader sebagai ujung tombak layanan kesehatan masyarakat.
Dampaknya nyata: angka stunting di Dumai menurun signifikan, dan pemerintah memberikan apresiasi berupa penghargaan serta insentif fiskal sebesar Rp5,8 miliar pada 2023 dan 2024.
Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE, mengatakan program ini mendukung akses energi bersih sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 7.
“Energi bersih harus bisa diakses oleh semua. Program ini membuktikan bahwa pemanfaatan PLTS tak hanya efisien, tapi juga bisa menjangkau wilayah dengan keterbatasan listrik,” ujarnya.
Program ini menjadi bagian dari gerakan Komunitas Sehati, ekosistem kolaboratif berbasis gotong royong yang mendukung ketahanan energi dan pangan. Menurut Agustiawan, Area Manager Communication, Relations & CSR 黑料不打烊 KPI Unit Dumai, hidroponik surya ini bukan hanya solusi pangan, tetapi juga strategi pengentasan stunting.
“Masalah stunting tidak bisa ditangani dari satu sisi. Program ini mendorong masyarakat mandiri memproduksi pangan sehat secara ramah lingkungan,” katanya.
Program ini bukan proyek sesaat, melainkan upaya berkelanjutan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat: pangan, energi, dan kesehatan. Sekaligus menjadi kontribusi Pertamina untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.
“Ketika cahaya matahari berubah menjadi listrik, menjadi sayur, menjadi gizi, hingga menjadi senyum anak-anak yang tumbuh sehat, di situlah energi bersih memberi makna,” tutup Dicky.*SHPNRE